TEKNOLOGI GARIS GAWANG
BAB I
Pendahuluan
Sepakbola
merupakan olahraga favorit nomor 1 di dunia. Semua elemen, baik pria dan
wanita, tua dan muda semua sangat antusias
menyaksikan pertandingan sepakbola. Mulai dari Piala Dunia, Piala Eropa, Piala
Amerika, Liga Champions, Liga Eropa, Liga Inggris, bahkan hingga pertandingan
antar kampung tidak pernah sepi dari penikmat sepakbola.
Akan
tetapi kericuhan juga sering terjadi dalam pertandingan sepakbola, antara lain
keputusan wasit yang dirasa berpihak sebelah, ketidak puasan akan hasil akhir
dari tim favorit mereka, dan lain lain. dan salah satu keputusan wasit yang
dianggap sangat fatal adalah gol yang dianulir oleh wasit, yang terjadi oleh
perhatian wasit yang tidak bagus, atau jarak bola dari garis yang sangat dekat
hingga hampir mustahil untuk menentukan apakah gol tersebut sah atau tidak.
Oleh
karena itu, muncul lah solusi yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut,
solusi itu adalah teknologi yang disebut teknologi garis gawang. Teknologi ini
bekerja dengan memasukkan chip yang ditanam di tengah tengah bola dan
dihubungkan dengan sensor yang berada di sekitar stadion
BAB II
ISI
Kontroversi
akan gol yang dianulir wasit akibat bola hanya melewati garis gawang sudah lama
terjadi. Bahkan pada pertandingan sekelas Piala Dunia dan Liga Champions pun tidak luput dari kelalaian wasit. Antara lain gol yang dibuat oleh Frank Lampard
pada pertandingan Inggris vs Jerman pada
Piala Dunia 2010
Pada
gambar diatas terlihat jelas bahwa gol tersebut sah, akan tetapi tidak disahkan
oleh wasit hingga memberikan kontroversi yang sangat luas di kalangan pecinta
sepakbola.
Contoh lain ialah pada laga
Bolton kontra QPR, dimana terlihat jelas bahwa bola sudah melewati garis
gawang, akan tetapi tidak disahkan oleh wasit.
Hal
tersebut jelas akan berbeda jika teknologi garis gawang diterapkan.
Teknologi garis gawang bekerja
pada prinsip menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum.
Adapun komponen penting dalam penerapan teknologi ini, yaitu :
Bola
Bola
yang digunakan dalam teknologi ini tentu bukan bola sepak biasa, melainkan bola
yang telah dimodifikasi. Bentuk bola tersebut memang tidak jauh beda dengan
bola pada umumnya. Bentuknya tetap bundar dengan bahan 100 persen polyurethane.
Yang tampak berbeda hanya desain luar. Bentuknya tidak lagi terdiri atas
bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, garis-garisnya didesain berupa
lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8. Di dalam bola ini
terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap berada
di tengah bola. Microchip dibuat sedemikian rupa agar tidak rusak ketika
mengalami guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk
mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan.
Berat bola mengikuti standard pada umumnya dan tidak dipengaruhi oleh adanya
microchip
UNIT PENERIMA
Unit ini menerima pesan dari
komputer pusat dan menentukan apakah goal telah dicetak. Unit ini berbentuk
seperti jam tangan yang dipakai oleh hakim garis dan wasit yang bertugas saat
pertandingan. Pesan ”goal” yang dikirim dapat berupa pesan visual, audio, atau
getaran.
Kabel tipis akan diletakkan di
sekeliling area gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel tersebut
berdiameter 2 mm dan ditanam didalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini
akan membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang.
Kerja kabel ini tidak akan dipengaruhi oleh perubahan cuaca selama pertandingan
berlangsung.
BAB III
Cara Kerja
Goal-line technolgy ini
menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). Kegunaan dari sistem
RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari perangkat portable dan kemudian
dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh komputer. Pada goal-line
technology, RFID terdiri dari microchip yang dipasang di tengah bola dan antena
yang terletak di sekeliling lapangan. Selain dipasang di tengah bola, microchip
juga dipasang pada kaki pemain. Dengan itu kita dapat mengetahui letak bola dan
pemain selama pertandingan
berlangsung. Pengiriman data
dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan frekuensi yang tinggi, yaitu
2.4 GHz ISM band. Sistem ini dapat mengukur 100.000 pengukuran tiap detiknya Akurasi
berkisar antara satu sampai dua cm, walaupun objek bergerak dengan kecepatan
140 km per jam. Terdapat 6 hingga 10 antena di sekeliling lapangan untuk
menentukan posisi secara 3 dimensi. Di sekitar garis gawang dan area penalti
terdapat kabel tipis yang dialiri oleh arus listrik, yang kemudian menghasilkan
medan magnetik. Ketika bola melewati garis batas gawang, microchip pada bola
akan mendapat sinyal dan mengirim pesan ke antena receiver. Terdapat sepasang
receiver terletak di belakang gawang, yang berfungsi untuk melanjutkan pesan ke
komputer pusat. Pesan yang dikirim oleh microchip juga mengalami enkripsi. Hal
ini untuk mencegah pihak luar melakukan modifikasi pada pesan/data yang
dikirim. Setelah itu giliran komputer pusat yang mengirimkan pesan ke penangkap
sinyal yang berada pada jam tangan wasit. Tentu saja dilengkapi dengan tampilan
data mengenai catatan waktu ketika gol itu dicetak. Dengan demikian hasil gol
akan tercatat dengan akurat dan tidak lagi menimbulkan kontroversi seperti yang
selama ini terjadi. Goal-line technology sendiri sampai sekarang masih terus
dikembangkan dan baru diuji pada beberapa pertandingan sepakbola. Diharapkan
teknologi ini dapat membantu pertandingan agar dapat berjalan dengan lancar dan
adil.
Adapun jenis jenis teknologi
garis gawang ada 2, yaitu teknologi GoalRef dan Hawk-Eye.
Kedua teknologi ini akan menjadi
bakal teknologi garis gawang yang akan digunakan, adapun cara kerjanya ialah
sebagai berikut
GoalRef :
Bola
pada GoalRef yang merupakan teknologi garis gawang buatan Denmark dan Jerman
ini dilengkapi dengan teknologi khusus. Bola itu nantinya akan terdeteksi oleh
alat elektronik yang terpasang tepat di garis dalam gawang. Prinsip kerja alat
ini yaitu menggunakan teori fisika efek Doppler. Bila bola telah melewati garis
dalam, maka sensor langsung bekerja. Para pencipta GoalRef ini mengklaim
teknologi ini cocok untuk digunakan segala jenis bola.
Sayangnya, banyak kritik yang
tetap muncul terhadap GoalRef terutama soal pengaruh teknologi pada kualitas
bola yang digunakan. Teknologi ini juga ternyata masih rentan akan kerusakan,
terutama elemen elektronik di dalam bola. . Lebih dari itu, sistem GoalRef bisa
tidak terdeteksi bila posisi bola tertutup tubuh penjaga gawang.
Teknologi Hawk - Eye
Teknologi yang digunakan pada
Hawk-Eye ini berbeda dengan teknologi GoalRef. Hawk-eye diciptakan pertama kali
oleh Dr. Paul Hawkins. Hawk-Eye menggunakan pencitraan visual untuk mengamati
laju bola di garis gawang. Hawk-Eye yang dicetuskan oleh sebuah perusahaan asal
Inggris ini mirip dengan teknologi yang dipakai dalam olahraga tenis.
Alat ini didukung oleh video
kamera berkecepatan tinggi yang diletakkan di 6 titik di sekitar lapangan. Tetapi,
sistem ini memiliki resiko ketidakakuratan sebesar 3,6 milimeter dari jarak
sebenarnya
Hawk-Eye memiliki beberapa
kelebihan, seperti :
-Akurat, sistem bisa mengetahui
lokasi bola secara akurat.
-Kecepatan dalam mendapatkan
hasil, keputusan akan sampai ke wasit dalam waktu kurang dari tiga detik.
-Praktis, tidak perlu banyak
campur tangan orang, tidak memerlukan bola yang khusus, tidak perlu instalasi
peralatan di sekitar area gawang.
BAB IV
Kontroversi Garis Gawang
Walaupun
dukungan sudah banyak tetapi teknologi ini juga mendapat penolakan dari kaum
elite sepakbola. Michel Platini, presiden UEFA menolak penggunaan teknologi
garis gawang. Sebab menurutnya penggunaan garis gawang justru akan merusak dan menghilangkan esensi dari sepakbola itu
sendiri.' Skandal dan ketegangan yang terjadi itu lah yang membuat sepakbola
menjadi sepakbola'
Akan
tetapi Sepp Blatter, ketua FIFA justru mendukung penerapan teknologi garis
gawang tersebut meskipun biaya penerapannya tergolong mahal. "Hal ini
untuk mencegah konflik atas terjadinya gol 'hantu', ujar nya.
BAB V
Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat diambil adalah teknologi ini sudah berada dalam tahap
penyempurnaan, akan tetapi penerapan nya masih blum terjadi disebabkan biaya
yang digunakan tergolong mahal.
Teknologi
garis gawang tercipta akan adanya hubungan antara massa pendukung yang marah
serta adanya pihak yang mencari keuntungan dari keputusan wasit yang
kontroversial. Semakin banyak nya keputusan wasit yang kontroversial
berhubungan erat akan semakin tingginya permintaan akan penerapan teknologi ini
secara langsung. Efek psikologis juga sangat berpengaruh, seperti Frank Lampard
yang mengaku bahwasanya jika saja gol nya tidak dianulir oleh wasit maka mental
Inggris tidak akan jatuh hingga kalah telak 4 - 1 pada pertandingan tersebut.
Belum lagi efek lain nya seperti menurun nya tingkat kepercayaan suporter
kepada wasit. Jika teknologi ini masih blum diterapkan, maka dikhawatirkan
tingkat kepercayaan terhadap wasit serta angka keputusan kontroversial wasit
akan semakin tinggi
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDEQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTeknologi_garis_gawang&ei=w0dxUZqxEonkrAef3IC4Dg&usg=AFQjCNFwnlbNeCg9DqNOWhu3FXKsGeh_ag&sig2=TWqIGII7bHlsKUVC_f0DAQ&bvm=bv.45373924,d.bmk
www.thecrowdvoice.com/.../hawk-eye-goalref-5203649.html
Kompas.com/Sepp-Blatter-dukung-penggunaan-teknologi-garis-gawang
Daftar Pustaka
https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDEQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTeknologi_garis_gawang&ei=w0dxUZqxEonkrAef3IC4Dg&usg=AFQjCNFwnlbNeCg9DqNOWhu3FXKsGeh_ag&sig2=TWqIGII7bHlsKUVC_f0DAQ&bvm=bv.45373924,d.bmk
www.thecrowdvoice.com/.../hawk-eye-goalref-5203649.html
Kompas.com/Sepp-Blatter-dukung-penggunaan-teknologi-garis-gawang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar