Jumat, 19 April 2013

UFO Misteri Terbesar Di Dunia


TUGAS KARYA ILMIAH PSIKOLOGI UMUM


  Misteri Terbesar Di Dunia
UFO
 





Boi M Hutagaol

111402087

Teknologi Informasi 2011

Universitas Sumatra Utara

 





MISTERI TERBESAR DI DUNIA
UFO

            Unidentified Flying Object atau yang lebih dikenal dengan UFO, merupakan fenomena dunia yang hingga sampai saat ini masih diperdebatkan kalangan ilmiah. Pergolakan yang terjadi terkait dengan penampakan UFO tidak lepas dari keyakinan bahwa  adanya kehidupan lain di luar planet Bumi. 
            UFO berarti benda terbang yang tak dapat dicirikan ke dalam salah satu golongan. UFO ialah benda di udara yang karena bentuknya, sifat aerodinamika atau ciri-ciri yang tak biasa tidak dapat dimasukkan ke dalam jenis pesawat terbang apa pun, atau tak dapat digolongkan sebagai benda benda yang sudah dikenal sebelumnya - Peraturan United State Air Force 202-

 
Bab I
PENDAHULUAN



            Fenomena penampakan UFO merupakan suatu hal yang tidak dapat dipungkiri lagi telah menyita perhatian seluruh dunia. Baik dari kalangan sipil, rohaniawan, militer,  atlet, atau bahkan seorang presiden mengklaim telah melihat UFO secara langsung. Adapun penampakan yang terjadi ada yang diabadikan lewat foto, sketsa , dan rekaman video dari orang yang melihat nya secara langsung.
            Bukti bukti penampakan tersebut ada yang diberitakan secara luas oleh media, dan ada pula yang terkesan ditutupi oleh pihak berwajib. Pihak berwajib menutup kejadian karena menganggap hal tersebut merupakan hoax (tipuan). Akan tetapi, para kalangan ilmiah mulai mencari bukti otentik akan ada nya UFO. Pencarian dan investigasi pun dibuat, dimulai dengan adanya program luar angkasa hingga program mencari UFO lewat narasumber yang kredibel dan dapat dipertanggungjawabkan.
            Karya ilmiah ini akan berfokus pada fenomena penampakan UFO dari sumber sumber yang kredibel serta upaya apa saja yang telah dilakukan untuk mencari kebenaran akan adanya UFO.

Bab II
ISI

            Fenomena penampakan UFO telah terjadi jauh pada era dimana kita masih belum mengenal peralatan terbang, contoh nya pada penampakan di St. Albans, Hertforshire pada tanggal 1 Januari 1254, dimana Padri tersebut melihat 'sebuah pring besar dan bundar berwarna perak' melintas di atas mereka


Penampakan bulatan hitam mencolok di atas Basle, Swiss 7 Agustus 1566

            Dua orang astronom Swiss dari Basle mengobservasi sebuah benda seperti gelendong yang dikelilingi cincin yang bersinar. Benda ini melintas di depan matahari pada tanggal 9 Agustus 1762. Pemunculan ini dihubungkan dengan sebuah bentuk yang terlihat di Meksiko pada tahun 1880, disaksikan oleh ratusan orang. Sebuah foto yang dibuat oleh profesor Bonilla melalui teleskop pada observatorium di Zacatecas pada tanggal 12 Agustus 1883, dipercaya sebagai foto pertama mengenai UFO

UFO yang berhasil dipotret pada observatorium Zacatecas

UFO terlihat hampir selama satu jam dan menarik perhatian beberapa penduduk China, Jum’at malam (9/7/2010) waktu setempat.
UFO tersebut dilaporkan oleh seorang staf Bandar Udara Xiaoshan di Huangzhou yang tidak tertangkap oleh radar. Akibat adanya penampakan tersebut, Bandara Xiaoshan di China terpaksa ditutup selama beberapa jam.
Beberapa warga sekitar wilayah distrik Xiaoshan telah berhasil mengabadikan peristiwa aneh tersebut.



Sebelumnya pada tahun 2009, penampakan benda asing yang diduga UFO tersebut juga sudah terlihat sekitar pukul 22:00 waktu setempat pada 23 Agustus, satu benda tak dikenal yang terbang (UFO) terlihat di udara di atas Jalan Beibei Binjiang di Chongqing, China.
UFO tersebut berbentuk “V” dan warnanya berubah mulai dari merah, biru, hijau, kuning sampai putih dengan jeda singkat. Ratusan orang menyaksikannya tapi tak seorang pun mendengar suara yang dikeluarkan oleh benda asing itu atau peralatan pendorongnya.

Fenomena UFO paling besar dalam sejarah dan paling ramai dibincangkan ada pada era Perang Dunia II, dimana pada saat tersebut pihak Sekutu (AS) melakukan serangan ke bagian Jerman. Para pilot menyaksikan sendiri akan adanya benda terbang berbentuk aneh mengikuti dan memantau pergerakan pesawat mereka. Para pilot terheran akan kemampuan bermanuver dari benda tersebut. Pilot dari Amerika menganggap benda terbang tersebut merupakan peralatan udara militer terbaru dari pihak Jerman namun hal tersebut akhirnya dibantah oleh pihak Jerman yang juga mendapatkan penampakan yang sama. Pihak Jerman menuding benda tersebut merupakan peratan militer dari pihak Amerika. Hal serupa juga dialami oleh pihak Jepang, pihak militer Jepang mengganggap benda tersebut merupakan pesawat mata - mata dari pihak Amerika atau Jerman.
            Hal tersebut menjadi pemberitaan global. Pihak Amerika menyebut benda tersebut Foo Fighter, yang menjadi terkenal. Foo Fighter diartikan sebagai benda terbang yang tidak diketahui yang memancarkan warna kuning, merah dan putih pada sekeliling permukaan nya. Benda tersebut membuntuti pesawat yang sedang patroli dan membentuk suatu formasi.






            Foo Fighter menjadi semakin terkenal ketika majalah Times edisi 15 Januari 1945 membahas tentang Foo Fighter pada bagian Science, yang mendapat respon luar biasa dari seluruh dunia. Dan hal ini menjadi titik balik akan terjadi nya berbagai penelitian yang dilakukan oleh pihak pemerintah akan pencarian UFO. Berbagai penelitian yang dilakukan antara lain adalah

            1. Project Blue book

            Pada tahun 1948 Angkatan Udara AS mulai mengumpulkan data tentang laporan-laporan UFO dalam proyek yang disebut Project Blue Book. Suatu rangkaian deteksi radar bersama penampakan visual di dekat Bandara Nasional di Washington, DC, pada bulan Juli 192, membuat pemerintah AS membentuk sebuah panel para ilmuwan diketuai oleh HP Robertson, seorang fisikawan dari Institut Teknologi California (Pasadena), dan mencakup insinyur, ahli meteorologi, ahli fisika, dan seorang ahli astronomi. Besarnya dorongan kekhawatiran masyarakat dan pemerintah terlihat dari kenyataan bahwa panel ini dibentuk oleh Central Intelligence Agency (CIA) dan mendapat penjelasan tentang kegiatan militer dan intelijen AS, dan bahwa laporan panel itu pada mulanya dikategorikan RAHASIA. Belakangan kategori ini dicabut, dan laporan itu menyatakan bahwa 90 persen penampakan UFO dapat dengan mudah diidentifikasikan dengan gejala astronomis dan meteorologis (misalnya: planet yang terang, meteor, aurora, awan ion) atau dengan pesawat terbang, burung, balon, lampu sorot, gas panas, dan gejala-gejala lain, yang kadang-kadang menjadi rumit karena kondisi meteorologis yang tidak biasa.

            Publisitas yang diberikan media terhadap penampakan-penampakan awal tidak diragukan lagi ikut merangsang munculnya penampakan-penampakan lebih banyak, tidak hanya di AS, tetapi juga di Eropa barat, di Uni Soviet, Australia, dan tempat lain. Sebuah panel kedua, dibentuk pada bulan Februari 1966, menghasilkan kesimpulan yang mirip pendahulunya. Ini meninggalkan sejumlah penampakan yang diakui sebagai tidak dapat dijelaskan, dan pada pertengahan tahun 1960-an, beberapa ilmuwan dan insinyur, antara lain patut dicatat nama James E McDonald, seorang ahli meteorologi dari Universitas Arizona (Tucson), dan J Allen Hynek, seorang ahli astronomi dari Universitas Northwestern (Evanston, Illinois), menyimpulkan bahwa suatu persentase kecil dari laporan UFO yang paling andal memberikan indikasi pasti tentang adanya tamu-tamu dari luar bumi [extraterrestrial].

Hipotesis yang sensasional ini, yang dimuat besar-besaran di koran dan majalah, langsung ditentang oleh ilmuwan lain. Kontroversi yang berlarut-larut membuat akhirnya Angkatan Udara AS mensponsori suatu penelitian UFO pada tahun 1968, yang dilaksanakan di Universitas Colorado di bawah pimpinan EU Condon,seorang ahli fisika kenamaan. Laporan Condon, "A Scientific Study of UFOs", dikaji oleh sebuah komisi khusus dari Akademi Sains-Sains Nasional dan diumumkan pada awal 1969. Sejumlah 37 ilmuwan menulis bab-bab atau bagian-bagian bab bagi laporan itu, yang meliput investigasi terhadap 59 penampakan UFO secara mendetail. "Kesimpulan dan Rekomendasi" yang ditulis oleh Condon sendiri dengan tegas menolak ETH -- extraterrestrial hypothesis -- dan menyatakan tidak diperlukan lagi investigasi lebih jauh.

Akibat dari ini, perbedaan opini tentang UFO makin melebar. Suatu bagian besar dari publik Amerika, beserta beberapa ilmuwan dan insinyur, terus mendukung ETH. Suatu kelompok menengah para ilmuwan berpendapat bahwa kemungkinan adanya tamu dari luar bumi, betapa pun kecil, membenarkan diteruskannya investigasi. Ada pula kelompok ilmuwan yang menyetujui diteruskannya investigasi atas dasar bahwa laporan UFO bermanfaat untuk penelitian sosiopsikologi. Pada th 1973, sekelompok ilmuwan Amerika membentuk Center for UFO Studies (CUFOS) di Northfield, Illinois, untuk melanjutkan penelitian.

Catatan resmi tentang penampakan dan peristiwa UFO


Sampai tahun 1969, Project Blue Book mencatat laporan sebanyak 12.618 penampakan atau peristiwa, yang masing-masing akhirnya diklasifikasikan sebagai "dikenal" sebagai suatu fenomena astronomis, atmosferik, atau artifisial yang diketahui, atau sebagai "tidak dikenal", termasuk kasus-kasus yang informasinya tidak cukup. Namun proyek itu dihentikan pada bulan Desember 1969 berdasarkan kesimpulan dari Condon Report. Catatan resmi lain yang termasuk lengkap mengenai penampakan UFO dikumpulkan di Kanada, yang pada tahun 1968 dipindahkan dari Departemen Pertahanan Nasional Kanada ke Dewan Riset Nasional Kanada. Catatan di Kanada itu mencakup sekitar 750 laporan pada akhir tahun 1960-an. Catatan-catatan lain yang kurang begitu lengkap dikumpulkan di Inggris, Swedia, Denmark, Australia, dan Yunani.

2. Search for Extraterestrial Intelligence (SETI)

Pada tgl 16 Nov 1974 ketika proyek SETI milik NASA belum dimulai dan proyek radio teleskop Arecibo baru dimulai, saat itu dilakukan percobaan untuk mengirimkan suatu pesan lewat radio teleskop Arecibo dengan frekuensi 2380 MHz tersebut berbentuk human template ke arah gugusan bintang Messier 13 yang terdiri dari 300.000 bintang dan berada di konstelasi Herkules.

Desain untuk pesan tersebut dibuat oleh Dr. Frank Drake dengan bantuan koleganya Dr. Carl Sagan, pesan ini dibuat dalam format bilangan biner 0 dan 1 sebanyak 1679 digit dan di konversi dalam format graphis dengan spasi kosong menunjukan 0 dan spasi blok menunjukan 1.
Dalam pesan ini termuat informasi mengenai bilangan 1 – 10 dalam kode biner, dibawahnya dibuat angka periodic dan unsur2 kimia pembentuk kehidupan, formula molekul DNA, lalu dikirimkan tinggi rata-rata dan bentuk tubuh manusia, populasi planet bumi,posisi planet bumi sebagai planet ketiga dari matahari, dan gambar teleskop Arecibo sebagai sumber sinyal dicantumkan dalam pesan tersebut.


BAB III
Hubungan Psikologis Fenomena UFO dengan Manusia



            Seiring dengan meningkatnya fenomena penampakan UFO serta bukti-bukti yang tidak bisa dijelaskan oleh pihak ilmuwan hingga pihak militer, dan juga dukungan dari ahli video dan ahli foto dunia yang telah memberikan kesaksian bahwa video tersebut asli tanpa rekayasa semakin membuat perdebatan tentang adanya kehidupan cerdas di luar Bumi  semakin hebat. Kalangan Agamis menolak tanggapan bahwa adanya kehidupan di luar Bumi. Sementara para ilmuwan dan ahli fisika yang meneliti tentang UFO menyatakan bahwa UFO  itu ada.
            Adapun hubungan psikologis yang terjadi di dunia ialah semakin banyak nya kaum pengikut teori konspirasi. Mereka tidak lagi percaya akan pemerintah yang menurut mereka telah menutupi fakta yang terjadi. Mereka beranggapan bahwa di alam semesta yang begitu luas ini tidak mungkin kita hanya 'sendirian'.  Billy Arroway berujar  "Alam semesta merupakan tempat yang sangat luas, lebih besar dari apa yang dapat dibayangkan manusia. Jadi bila kita hanya sendirian, maka akan terlihat boros tempat kan?"
            Hal lain yang terjadi ialah semakin banyaknya pihak yang berusaha mencari sensasi dengan menyebarkan foto hoax tentang UFO. Hal ini tentu akan menyebabkan semakin banyaknya pihak yang skeptis tentang ada tidak nya UFO.
            Fenomena UFO juga mau tidak mau menjadi tantangan besar di kalangan akademisi bagian luar angkasa. Stephen Hawking, ahli fisika dunia menjadi pioneer dalam usaha menciptakan teknologi yang dapat membuat manusia berkelana ke luar angkasa dan mencari planet hunian baru. Ia berpendapat dalam 1000 tahun kedepan, Bumi akan menjadi terlalu 'sumpek' untuk dihuni, satu satu nya cara ialah dengan berkelana mencari planet hunian baru, yang tentu saja teori ini didasari oleh misteri UFO

 
BAB IV
Kesimpulan



            Adapun kesimpulan yang didapat adalah fenomena penampakan UFO saat ini tidak segencar ketika tahun 1950 hingga 1970-an, dimana pihak militer Amerika dan Rusia terlibat langsung dalam pencarian dan penelitian yang dimaksudkan untuk mencari keberadaan alien di luar Bumi.
            Adapun kesimpulan dalam efek psikologis ialah umat manusia sudah tidak terlalu asing lagi dengan fenomena UFO, dan juga sudah mulai menerima fenomena tersebut walau masih harus dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mencari bukti yang ada. Rasa penasaran inilah yang akan menjadi tonggak terciptanya teknologi yang memungkinkan terjadinya perjalanan lintas galaksi yang diprediksi akan tercapai 200 sampai 300 tahun kedepan.

 
BAB V
Penutup

            Demikian lah tugas karya ilmiah ini saya buat, lebih dan kurang nya saya minta maaf.

Dan selalu bawa kamera anda, jika suatu saat UFO melintas di angkasa, anda dapat langsung mengabadikan nya :)


Daftar Pustaka


            Boar, Roger & Blundell, Nigel The World Greatest Mysteries UFO , 1999
Wikileaks.org
http://www.wikileaks.org/wiki/UFO_(military)
http://tech.dir.groups.yahoo.com/group/beta-ufo/message/1309

Kamis, 18 April 2013

Efek Teknologi Garis Gawang dan Implementasinya



TEKNOLOGI GARIS GAWANG


BAB I

Pendahuluan


                Sepakbola merupakan olahraga favorit nomor 1 di dunia. Semua elemen, baik pria dan wanita, tua dan muda semua sangat antusias  menyaksikan pertandingan sepakbola.  Mulai dari Piala Dunia, Piala Eropa, Piala Amerika, Liga Champions, Liga Eropa, Liga Inggris, bahkan hingga pertandingan antar kampung tidak pernah sepi dari penikmat sepakbola.
                Akan tetapi kericuhan juga sering terjadi dalam pertandingan sepakbola, antara lain keputusan wasit yang dirasa berpihak sebelah, ketidak puasan akan hasil akhir dari tim favorit mereka, dan lain lain. dan salah satu keputusan wasit yang dianggap sangat fatal adalah gol yang dianulir oleh wasit, yang terjadi oleh perhatian wasit yang tidak bagus, atau jarak bola dari garis yang sangat dekat hingga hampir mustahil untuk menentukan apakah gol tersebut sah atau tidak.
                Oleh karena itu, muncul lah solusi yang dianggap dapat memecahkan masalah tersebut, solusi itu adalah teknologi yang disebut teknologi garis gawang. Teknologi ini bekerja dengan memasukkan chip yang ditanam di tengah tengah bola dan dihubungkan dengan sensor yang berada di sekitar stadion

BAB II

ISI

                Kontroversi akan gol yang dianulir wasit akibat bola hanya melewati garis gawang sudah lama terjadi. Bahkan pada pertandingan sekelas Piala Dunia dan Liga Champions  pun tidak luput dari kelalaian wasit.   Antara lain gol yang dibuat oleh Frank Lampard pada pertandingan Inggris vs Jerman pada  Piala Dunia 2010


                Pada gambar diatas terlihat jelas bahwa gol tersebut sah, akan tetapi tidak disahkan oleh wasit hingga memberikan kontroversi yang sangat luas di kalangan pecinta sepakbola.

Contoh lain ialah pada laga Bolton kontra QPR, dimana terlihat jelas bahwa bola sudah melewati garis gawang, akan tetapi tidak disahkan oleh wasit.

                Hal tersebut jelas akan berbeda jika teknologi garis gawang diterapkan. 


Teknologi garis gawang bekerja pada prinsip menentukan apakah bola sudah melewati garis gawang atau belum. Adapun komponen penting dalam penerapan teknologi ini, yaitu :
                Bola
                Bola yang digunakan dalam teknologi ini tentu bukan bola sepak biasa, melainkan bola yang telah dimodifikasi. Bentuk bola tersebut memang tidak jauh beda dengan bola pada umumnya. Bentuknya tetap bundar dengan bahan 100 persen polyurethane. Yang tampak berbeda hanya desain luar. Bentuknya tidak lagi terdiri atas bidang-bidang heksagonal dan pentagonal. Namun, garis-garisnya didesain berupa lengkungan-lengkungan yang berbentuk mendekati angka 8. Di dalam bola ini terdapat microchip yang diikat dengan kawat tipis supaya letaknya tetap berada di tengah bola. Microchip dibuat sedemikian rupa agar tidak rusak ketika mengalami guncangan atau tendangan yang keras. Microchip ini bertugas untuk mengirimkan sinyal yang berisi informasi mengenai posisi bola di lapangan. Berat bola mengikuti standard pada umumnya dan tidak dipengaruhi oleh adanya microchip

UNIT PENERIMA


 Unit ini menerima pesan dari komputer pusat dan menentukan apakah goal telah dicetak. Unit ini berbentuk seperti jam tangan yang dipakai oleh hakim garis dan wasit yang bertugas saat pertandingan. Pesan ”goal” yang dikirim dapat berupa pesan visual, audio, atau getaran.
Kabel tipis akan diletakkan di sekeliling area gawang untuk menciptakan medan magnetik. Kabel tersebut berdiameter 2 mm dan ditanam didalam tanah sedalam 15-20 cm. Medan magnetik ini akan membuat microchip dalam bola bereaksi ketika bola melewati garis gawang. Kerja kabel ini tidak akan dipengaruhi oleh perubahan cuaca selama pertandingan berlangsung.





BAB III

 

Cara Kerja 


Goal-line technolgy ini menggunakan sistem RFID (Radio Frequency Identification). Kegunaan dari sistem RFID ini adalah untuk mengirimkan data dari perangkat portable dan kemudian dibaca oleh RFID reader dan kemudian diproses oleh komputer. Pada goal-line technology, RFID terdiri dari microchip yang dipasang di tengah bola dan antena yang terletak di sekeliling lapangan. Selain dipasang di tengah bola, microchip juga dipasang pada kaki pemain. Dengan itu kita dapat mengetahui letak bola dan pemain selama pertandingan
berlangsung. Pengiriman data dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan frekuensi yang tinggi, yaitu 2.4 GHz ISM band. Sistem ini dapat mengukur 100.000 pengukuran tiap detiknya Akurasi berkisar antara satu sampai dua cm, walaupun objek bergerak dengan kecepatan 140 km per jam. Terdapat 6 hingga 10 antena di sekeliling lapangan untuk menentukan posisi secara 3 dimensi. Di sekitar garis gawang dan area penalti terdapat kabel tipis yang dialiri oleh arus listrik, yang kemudian menghasilkan medan magnetik. Ketika bola melewati garis batas gawang, microchip pada bola akan mendapat sinyal dan mengirim pesan ke antena receiver. Terdapat sepasang receiver terletak di belakang gawang, yang berfungsi untuk melanjutkan pesan ke komputer pusat. Pesan yang dikirim oleh microchip juga mengalami enkripsi. Hal ini untuk mencegah pihak luar melakukan modifikasi pada pesan/data yang dikirim. Setelah itu giliran komputer pusat yang mengirimkan pesan ke penangkap sinyal yang berada pada jam tangan wasit. Tentu saja dilengkapi dengan tampilan data mengenai catatan waktu ketika gol itu dicetak. Dengan demikian hasil gol akan tercatat dengan akurat dan tidak lagi menimbulkan kontroversi seperti yang selama ini terjadi. Goal-line technology sendiri sampai sekarang masih terus dikembangkan dan baru diuji pada beberapa pertandingan sepakbola. Diharapkan teknologi ini dapat membantu pertandingan agar dapat berjalan dengan lancar dan adil.

Adapun jenis jenis teknologi garis gawang ada 2, yaitu teknologi GoalRef dan Hawk-Eye.
Kedua teknologi ini akan menjadi bakal teknologi garis gawang yang akan digunakan, adapun cara kerjanya ialah sebagai berikut

GoalRef :
                Bola pada GoalRef yang merupakan teknologi garis gawang buatan Denmark dan Jerman ini dilengkapi dengan teknologi khusus. Bola itu nantinya akan terdeteksi oleh alat elektronik yang terpasang tepat di garis dalam gawang. Prinsip kerja alat ini yaitu menggunakan teori fisika efek Doppler. Bila bola telah melewati garis dalam, maka sensor langsung bekerja. Para pencipta GoalRef ini mengklaim teknologi ini cocok untuk digunakan segala jenis bola.


Sayangnya, banyak kritik yang tetap muncul terhadap GoalRef terutama soal pengaruh teknologi pada kualitas bola yang digunakan. Teknologi ini juga ternyata masih rentan akan kerusakan, terutama elemen elektronik di dalam bola. . Lebih dari itu, sistem GoalRef bisa tidak terdeteksi bila posisi bola tertutup tubuh penjaga gawang.

Teknologi Hawk - Eye


Teknologi yang digunakan pada Hawk-Eye ini berbeda dengan teknologi GoalRef. Hawk-eye diciptakan pertama kali oleh Dr. Paul Hawkins. Hawk-Eye menggunakan pencitraan visual untuk mengamati laju bola di garis gawang. Hawk-Eye yang dicetuskan oleh sebuah perusahaan asal Inggris ini mirip dengan teknologi yang dipakai dalam olahraga tenis.
Alat ini didukung oleh video kamera berkecepatan tinggi yang diletakkan di 6 titik di sekitar lapangan. Tetapi, sistem ini memiliki resiko ketidakakuratan sebesar 3,6 milimeter dari jarak sebenarnya

Hawk-Eye memiliki beberapa kelebihan, seperti :
-Akurat, sistem bisa mengetahui lokasi bola secara akurat.
-Kecepatan dalam mendapatkan hasil, keputusan akan sampai ke wasit dalam waktu kurang dari tiga detik.
-Praktis, tidak perlu banyak campur tangan orang, tidak memerlukan bola yang khusus, tidak perlu instalasi peralatan di sekitar area gawang.

BAB IV

Kontroversi Garis Gawang


                Walaupun dukungan sudah banyak tetapi teknologi ini juga mendapat penolakan dari kaum elite sepakbola. Michel Platini, presiden UEFA menolak penggunaan teknologi garis gawang. Sebab menurutnya penggunaan garis gawang justru akan merusak  dan menghilangkan esensi dari sepakbola itu sendiri.' Skandal dan ketegangan yang terjadi itu lah yang membuat sepakbola menjadi sepakbola'
                Akan tetapi Sepp Blatter, ketua FIFA justru mendukung penerapan teknologi garis gawang tersebut meskipun biaya penerapannya tergolong mahal. "Hal ini untuk mencegah konflik atas terjadinya gol 'hantu', ujar nya.

BAB V

Kesimpulan

                Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah teknologi ini sudah berada dalam tahap penyempurnaan, akan tetapi penerapan nya masih blum terjadi disebabkan biaya yang digunakan tergolong mahal.
                Teknologi garis gawang tercipta akan adanya hubungan antara massa pendukung yang marah serta adanya pihak yang mencari keuntungan dari keputusan wasit yang kontroversial. Semakin banyak nya keputusan wasit yang kontroversial berhubungan erat akan semakin tingginya permintaan akan penerapan teknologi ini secara langsung. Efek psikologis juga sangat berpengaruh, seperti Frank Lampard yang mengaku bahwasanya jika saja gol nya tidak dianulir oleh wasit maka mental Inggris tidak akan jatuh hingga kalah telak 4 - 1 pada pertandingan tersebut. Belum lagi efek lain nya seperti menurun nya tingkat kepercayaan suporter kepada wasit. Jika teknologi ini masih blum diterapkan, maka dikhawatirkan tingkat kepercayaan terhadap wasit serta angka keputusan kontroversial wasit akan semakin tinggi


Daftar Pustaka

https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&ved=0CDEQFjAA&url=http%3A%2F%2Fid.wikipedia.org%2Fwiki%2FTeknologi_garis_gawang&ei=w0dxUZqxEonkrAef3IC4Dg&usg=AFQjCNFwnlbNeCg9DqNOWhu3FXKsGeh_ag&sig2=TWqIGII7bHlsKUVC_f0DAQ&bvm=bv.45373924,d.bmk

www.thecrowdvoice.com/.../hawk-eye-goalref-5203649.html

Kompas.com/Sepp-Blatter-dukung-penggunaan-teknologi-garis-gawang